Budidaya

Budidaya Ikan Koki dengan Sistem Bioflok

Budidaya ikan koki menggunakan sistem bioflok adalah salah satu metode inovatif dalam sektor akuakultur. Sistem bioflok memanfaatkan bakteri baik untuk mengurai limbah dalam air menjadi flok (gumpalan kecil) yang berfungsi sebagai pakan tambahan.

Selain meningkatkan efisiensi pakan, sistem bioflok dapat membantu mengontrol kualitas air menjadi stabil dan sangat baik bagi kesehatan ikan.

Artikel ini akan memberi panduan lengkap untukmu dalam proses budidaya ikan koki dengan sistem bioflok.

Persiapan Kolam Budidaya

Langkah pertama dalam budidaya ikan koki dengan sistem bioflok adalah menentukan kolam budidaya yang sesuai. Pada umumnya, kolam berbahan dasar terpal atau fiberglass adalah pilihan yang ideal karena tahan lama, mudah dibersihkan, dan dapat menampung volume udara yang cukup besar untuk sistem bioflok.

Jenis dan Ukuran Kolam:

Kami merekomendasikanmu untuk menggunakan kolam terpal atau fiber berdiameter 2 meter dan tinggi 60–80 cm. Kolam ini mampu menampung sekitar 3.000–5.000 ekor ikan koki dengan ukuran benih 1–2 cm. Penggunaan kolam terpal dan fiber ini dapat memudahkan pengaturan suhu udara dan pembersihan, serta cukup fleksibel untuk dipindahkan.

Instalasi Aerasi yang Memadai

Aerator berfungsi untuk menyediakan oksigen yang cukup dan menjaga flok tetap melayang di permukaan. Karena oksigen sangat penting untuk mempertahankan bakteri baik agar terus aktif mengurai amonia yang dihasilkan dari sisa makanan dan kotoran ikan.

Langkah pemasangan aerasi:

Gunakan aerator atau blower yang memiliki daya sesuai ukuran kolam untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan difuser atau batu aerasi di bagian tengah kolam sebagai penghasil gelembung udara yang dapat menyebar secara merata.

Penambahan Starter Bakteri atau Kultur Bioflok

Agar bioflok berkembang lebih cepat, tambahkan starter bakteri atau kultur bioflok. Bakteri ini akan menjadi “mesin pengurai” yang mengubah limbah amonia menjadi gumpalan flok, yang secara alami akan berperan sebagai sumber pakan bagi ikan.

Persiapan kultur bioflok:

Apabila kamu menggunakan bakteri starter cair, cukup gunakan sebanyak 220 ml saja. Namun apabila kamu menggunakan bakteri starter bubu, larutkan sebanyak 11-22 gram. Siapkan juga sumber karbonnya, yaitu gula merah untuk merangsang perkembangan bakteri alami.

Menambahkan Sumber Karbon untuk Keseimbangan Nutrisi

Salah satu omponen yang penting dalam bioflok yaitu karbon. Menambahkan sumber karbon bertujuan untuk mengembangbiakkan bakteri dengan optimal. Karena pada dasarnya, bakteri dalam bioflok membutuhkan keseimbangan antara karbon, nitrogen, dan fosfor.

Cara menambahkan sumber karbon:

Untuk menambahkan sumber karbon, larutkan gula merah dengan takaran 2- sampai 4,4 kg  sesuai dengan takaran yang direkomendasikan (1-2 gram per liter). Setelah itu, tambahkan setiap 2-3 hari untuk mempertahankan tingkat karbon yang cukup bagi bakteri.

Pemantauan Kualitas Air

Selain menghindari kondisi yang memicu stres pada ikan, jagalah kualitas airnya.

Menjaga kualitas air akan memperpanjang umur bioflok dan membuatnya lebih stabil. Beberapa parameter penting yang perlu diperhatikan yaitu pH, suhu, amonia, nitrit, dan kadar oksigen terlarut.

Pemantauan kualitas udara:

▪ Pastikan pH udara tetap stabil pada kisaran 6,8–7,2, dengan suhu optimal 26–28°C.

▪ Lakukan pengecekan secara berkala menggunakan alat uji pH, DO meter, serta tes kit untuk menyatukan kadar amonia dan nitrit.

Kadar amonia atau nitrit yang meningkat drastis menandakan bahwa sistem bioflok tidak berjalan baik atau aerasi tidak cukup, sehingga perlu segera dilakukan penanganan seperti penambahan aerasi atau penggantian sebagian air.

Memasukkan Ikan Koki ke dalam Kolam Bioflok

Setelah sistem bioflok stabil, masukkan ikan koki  ke dalam kolam. Bioflok yang terbentuk akan menyediakan pakan tambahan yang mengandung protein dan nutrisi lain, serta mengurangi kebutuhan pakan komersial hingga 20-30%.

Tips untuk tahap ini:

▪ Saat memasukkan ikan koki ke dalam kolam, lakukanlah secara bertahap agar tidak terlalu padat dan ikan bisa beradaptasi.

▪ Perhatikan pakan yang diberikan, pastikan tidak berlebihan agar limbah tidak terlalu menumpuk.

Pemeliharaan, Penggantian air, dan Pengendalian Bioflok

Saat bioflok sudah berjalan, perhatikan jumlah flok yang mengambang di kolam.  Dalam kondisi normal, bioflok akan berwarna kecoklatan atau kehijauan.

Pemeliharaan bioflok dan penggantian air:

Mengganti udara sekitar 30% setiap 3–4 minggu sekali bertujuan untuk menjaga kualitas udara tetap optimal bagi kesehatan ikan dan mengurangi penguatan flok yang berlebihan. Jika flok berlebihan, ambil sebagian secara berkala agar tidak menumpuk dan mengganggu ikan.

Keuntungan Bioflok dalam Budidaya Ikan Koki

Keuntungan menggunakan bioflok dalam budidaya ikan koki ini, antara lain:

▪ Dapat menghemat biaya pakan hingga 20%, karena bioflok dapat dimakan oleh ikan koki.

▪ Meminimalkan kebutuhan pergantian udara dan menjaga lingkungan yang lebih stabil.

▪ Limbah mudah diurai oleh bakteri, sehingga dapat mengurangi polusi dan penggunaan udara yang lebih sedikit.

Kesimpulan

Adanya budidaya ikan koki dengan sistem bioflok ini merupakan suatu inovasi yang mengintegrasikan ikan dan mikroorganisme dalam ekosistem yang seimbang. Tidak hanya meningkatkan kesehatan ikan saja, tetapi juga menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan efisien. Sehingga dapat membawa dampak positif bagi lingkungan dan membuka jalan menuju keberhasilan bagi generasi mendatang.

Sumber

http://trobosaqua.com/detail-berita/2019/06/15/15/11727/bioflok-pada-budidaya-mas-koki

https://www.jawapos.com/berita-sekitar-anda/01116421/begini-penggunaan-teknologi-bioflok-pada-ikan-hias

Anda dapat konsultasi dan belajar perikanan secara online dengan Molly Jaya Indonesia di:

Instagram: mollyjaya.id

Tik-tok: mollyjaya.id

Youtube: Molly Jaya Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *