5 Kesalahan Pemula dalam Memelihara Ikan Cupang yang Harus Dihindari!
Sudah menjadi rahasia umum, kalau ikan cupang merupakan jenis ikan hias favorit di Indonesia. Siapa sangka popularitasnya meningkat seiring dengan tren hobi aquascape dan budidaya ikan hias?
Meskipun tampak mudah, nyatanya memelihara ikan cupang membutuhkan perhatian dan pengetahuan dasar agar ikan bisa tumbuh sehat dan tidak mudah mati.
Sayangnya para pemula seringkali melakukan kesalahan, sehingga ikan menjadi stres, hingga mati secara tiba-tiba. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan menghindari kesalahan-kesalahan berikut ini!
1. Tidak Memperhatikan Kualitas Air
Kebanyakan pemelihara cupang mengganti air ketika terlihat kotor atau berbau, padahal kualitas air yang buruk dapat mengandung racun seperti amonia dan nitrit dari kotoran ikan serta sisa pakan.

Ikan cupang memang dikenal tangguh, namun bukan berarti mereka bisa hidup sehat dalam air yang kotor. Oleh karena itu, wajib hukumnya mengganti air setiap 2 hari sekali menggunakan air yang telah diendapkan selama minimal 24 jam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan klorin.
2. Menggunakan Wadah Sembarangan dan Terlalu Kecil
Banyak pemula menggunakan toples bekas, botol air mineral, atau wadah seadanya. Padahal, wadah yang terlalu kecil akan membatasi ruang gerak ikan dan mempercepat penurunan kualitas air. Karena volume air yang sedikit lebih cepat tercemar.

Wadah minimal yang disarankan adalah 2 liter. Karena ikan cupang membutuhkan ruang untuk berenang dan bergerak aktif.
3. Memberi Makan Berlebihan
Kebanyakan pemula merasa kasihan, sehingga memberi makan secara berlebihan. Padahal, sistem pencernaan cupang cukup sensitif.

Jangan memberikan makanan secara berlebihan. Karena bisa menyebabkan perut kembung, sembelit, hingga gangguan pencernaan yang serius.
Oleh karena itu, sebaiknya berilah 2–3 butir pelet ukuran kecil maksimal 2 kali sehari. Jika menggunakan pakan hidup, sesuaikan porsinya dan pastikan tidak ada sisa yang mengendap di dasar wadah.
Karena sisa pakan yang tidak dimakan akan membusuk dan mencemari air, menimbulkan gas amonia yang beracun bagi cupang.
4. Tidak Memberikan Variasi Pakan
Beberapa pemilik hanya memberikan satu jenis pakan seperti pelet setiap hari. Meski praktis, kebiasaan ini berisiko membuat ikan mengalami kekurangan nutrisi.

Pemberian pakan yang monoton dalam jangka panjang bisa menyebabkan cupang menjadi lesu, warnanya memudar, dan pertumbuhan terhambat.
Idealnya, variasikan jenis pakan agar nutrisi yang didapatkan lebih lengkap. Dengan memberinya pakan hidup seperti cacing sutra, kutu air, dan jentik nyamuk karena mengandung protein tinggi.
Selain menyehatkan, pakan hidup juga merangsang insting berburu alami ikan dan membuatnya lebih aktif bergerak.
5. Tidak Memberikan Penutup pada Wadah
Cupang memiliki kebiasaan melompat, terutama jika merasa terkejut atau ketika lingkungan sekitarnya bising atau mengganggu.

Gunakanlah tutup berbahan plastik berlubang atau jaring halus, sehingga memungkinkan udara masuk. Penutup ini juga membantu mencegah masuknya serangga, debu, dan benda asing ke dalam air.
Kesimpulan
Merawat ikan cupang memang menyenangkan, tetapi tidak semudah yang terlihat. Pemilik harus memahami kebutuhan dasar ikan agar bisa hidup sehat, aktif, dan tampil maksimal.
Lima kesalahan di atas adalah hal-hal yang sangat umum terjadi pada pemula, namun berdampak besar pada kesehatan dan umur ikan.
Sumber
Hasiltani.id. (n.d.). Cara Merawat Ikan Cupang untuk Pemula. Diakses dari https://www.hasiltani.id/cara-merawat-ikan-cupang/
IDN Times. (n.d.). Kesalahan Pemula Saat Memelihara Ikan Cupang. Diakses dari https://www.idntimes.com
Detik.com. (2020). 5 Cara Merawat Ikan Cupang Agar Tidak Mudah Mati dari Dosen IPB. Diakses dari https://wolipop.detik.com
Kontributor Penulis Artikel: Nafi Hafiz Nur Hidayat
